Ibrahim Lisaholith
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bosowa Makassar
Ketua umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Luhu Huamual-Makassar
‘’Pertama
saya ke Maluku geografisnya membuat saya langsung katakan bahwa pasti masyarakatnya
umumnya nelayan,namun ternyata sebaliknya masyarakatnya lebih berorientasi di
wilayah daratan.ini yang saya kutip dari pernyataan Dosen saya,ketika mengikuti
materi perkuliahan Perencanaan pengembangan wilayah pesisir dan pulau- pulau
kecil.’’ Membangun masyarakat bukan semata-mata mengintroduksi dan mengimplementasikan
proyek-proyek fisik semata atau pun meluncurkan dana-dana subsidi,mestinya ada
juga rencana yang mampu memobilisasi kawasan yang mempunyai potensi untuk lebih
kondusif,untuk bagamana terciptanya masyarakat yang kreatif,mandiri lepas dari
rantai-rantai ekspolitasi.
Bahwasannya
pembangunan harus mampu menyentuh seluruh potensi –potensi yang di berikan
alam,untuk bagaimana mengatasi permasalahan-permasalahan ekonomi baik pada tataran
ruang darat,ruang laut,maupun ruang udara,maupun untuk yang lebih spesifik
yakni mengenai geografis,karakteristik wilayah sebagai sebagai identitas
Manusia nya. Masyarakat di wilayah Kabupaten Seram bagian barat pada umunya
adalah masyarakat pesisir sebab sebagian besar pola pemukiman masyarakat ada di
sepanjang garis pantai pulau seram dan pulau-pulau kecil lain nya yang masuk
dalam admistratif Kabupaten Seram bagian barat.namun disisi lain kebanayakn
dari masyarakat ini lebih condong berprofesi sebagai petani berorientasi di
wilayah daratan dengan membuka hutan-hutan sebagai lahan pemenuhan kebutuhan
ekonomi dengan menanam tanaman-tanaman jangka panjang maupun jangka pendek yang
pastinya memberikan dampak ekologis yang akhir-akhir ini telah berdampak
terhadap rantai ekosistim secara langsung baik dengan wilayah darat maupun
laut.
Lautan
sendiri masih di pandang sebagai suatu batasan,Laut hanya masih di pandang
sebagai kawasan yang di perentukan sebagai jalan untuk di lalaui untuk
terhubung dengan pulau- pulau lain serta kegiatan nelayan masih di pandang
sebagai profesi sampingan dan ruang laut bukan prioritas pemenuhan kebutuhan
ekonomi. Sudah saatnya bagaimana strategi pemerintah mendorong masyarakat untuk
aktif dan penuh inisiatif mengarahkan masyarakat ke laut dan secara
bersama-sama mengelolah potensi kelautan memanfaatkan nya sebagai ujung tombak
perekonomian,bagaimana bijak secara sadar memandang laut dan apa yang di
permasalahan yang di alami masyarakat sehingga lebih condong berorientasi ke
darat.sudah menjadi budaya atau kah ketidakcukupnya sumberdaya manusia nya..?
atau kah faktor lainya seperti kegiatan penangkapan ikan yang masih
tradiosonal,biaya oprasional yang tinggi,serta kurangnya perhatiaan pemerintah
dalam pengelolaan sumber daya alam kelautan inilah yang menjadi kendala mungkin
pula permasalahnlainya seperti kurangya modal,ketertinggalan
teknologi,pendidikan yang rata-rata rendah atau kesulitan mendistribusi hasil
tangkapan atau hasil laut lainnya sehingga tak mampu berkembang secara
optimal.peranan pemerintah sangat di harapkan keseriusan dalam kebijakan
pemaanfaaatan potensi laut kita dengan Peningkatan skala usaha, Peningkatan Produktivitas
,Pengembangan sarana dan prasarana pendukung ,Pengembangan industry pengolahan
,Pengembangan kelembagaan, institusi pemerintah dan pendampingan Peningkatan
akses modal,Peningkatan akses pasar dan ekspor ,Pengawasan dan pengendalian Secara
normatif masyarakat Kabupaten Seram bagian barat mestinya kaya,mengingat
potensi ruang darat dan laut yang melimpah belum mampu menjadi urat nadi
kesejatraan.luasan daratan kab.seram bagian barat sebesar 6.948,40 km2, .
Kabupaten Seram Bagian Barat dibatasi oleh Laut Seram disebelah utara, Laut
Banda di sebelah selatan, Laut Buru di sebelah barat Kabupaten Seram Bagian
Barat. merupakan kabupaten bahari dengan luas laut mencapai 79.005
kilometerpersegi. Wilayah daratan terdiri dari dataran Kawa, Eti, dan Kairatu
yang berada di Pulau Seram dan pulau-pulauterpisah sebanyak 67 pulau, dimana pulau
yang dihuni sebanyak 11 buah pulau dan pulau tidak dihuni sebanyak 56 pulau. (BPS.Kab.SBB)
miris jika melihat realitasnya kabupaten bahari di kepung oleh laut-laut yang berpotensi
menyimpan kekayaan kelautan,nelayan-nelayan hanya mampu pada kebutuhan pasar
lokal.bahkan dalam kurun waktu belakangan terjadi kelangkaan ikan yang pastinya
akan berdampak terhadap harga ikan di pasaran,sektor-sektor bahari yang lainya
pun mengalami hal yang sama serupa ketidakseriusan dalam mengelolah potensi
bahari kita,misalnya destinasi wisata pulau kassa,pulau marsegu belum secara
serius di kelolah untuk menjadi destinasi wisata di kab.seram bagian
barat,bagaimana dengan nasib pulau- pulau lain baik yang berpenghuni maupun
tidak berpenghuni oleh sebab itu keseriusan pemerintah Seram bagian barat
maupun pemerintah Provinsi Maluku kedepanya sangat di harapkan terutama pada
sector kelautan bagaimana di kelola secara profesional berbasis masyarakat
& kearifan lokal.pemerintah diharapkn mampu dengan bijak memberdayaan
ekonomi masyarakat pesisir dengan sistim buttom-up pembangunan yang memang
konkret berbasis masyarakat,maka peranan pemerintah mengubah masyarakat yang
memang dari dulu telah terikat dengan ruang darat untuk ke laut sehingga mampu
sama-sama lebih efektif mengelolah Sumberdaya kelautan yang slama ini tidak
jadi perhatiaan,sehingga komunitas nelayan kecil yang mungkin ada tidak merasa termarjinalkan
baik dalam kebijakan publik maupun yang terkait dengan bidang ekonomi yang
salama ini di prioritas pada daratan.
Laut
sebagai New resourches,harapan dan tantangan kita kedepan bagimana menghadapi MEA,poros
maritim,Maluku sebagai lumbung ikan nasional dan lebih sebagai identitas kitas sebagai
masyarakat kepulauan,Revolusi Bahari sudah memang harus sepantas nya,sebagai sarana
untuk mengarahkan keseriusan pemerintah Kita mengarahkan masyarakat untuk berbudaya
Maritim.bukan hanya pada sektor perikanan tangkap namun hingga pada potensi lainya,budidaya,pariwisata
bahari/pantai maupun kerajinan lokal kelautan sehingga mampu menjadi tokak
utama dalam menuju kesejatraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi Daerah
kedepanya. Kita ketahui bahwa Ruang darat itu terbatas,pertambahan penduduk
meningkat,kebutuhan lahan meningkat,maraknya pembukaan lahan
pertanian/perkebunan,ilegal loging,aktifitas pertambangan,dan laut adalah
rantai ekosistim yang rentan mengalami kerusakan akibat dari kesekarakahan manusia
yang menyeroboti ruang darat ingatlah bahwa pembangunan harus seimbang untuk
masa depan generasi akan datang.Mari KE LAUT mengelolah potensi laut kita
sebagai sumber daya utama menuju kesejahetraan daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar