Roemah Kreatif Institut

Roemah Kreatif Institut Area - Lepa Hena Generasi Huamuale

Minggu, 11 Desember 2016

UBI TUNAN BUANO MENUJU KEDAULATAN PANGAN



 YUDIN HITIMALA,S.Pt


Mahasiswa Pascasarjana Manajemen Hutan Universitas Pattimura Ambon
Mantan Koordinator Wilayah V Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI)
Pengurus DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Maluku
Mantan Ketua Umum Himpunan Pelajar Mahasiswa Pulau Buano (HIPMA Nusa Puan) Maluku



Populasi manusi setiap waktu terjadi peningkatan yang cukup segnifikan, sehingga sampai saat ini populasi manusia di dunia telah mencapai 9 miliar orang. Realitas yang peningkatan populasi manusia yang dratistis ini apabila tidak di dukung dengan ketersediaan bahan pangan yang memadai baik kuantitas maupun kualitasnya maka akan terjadi potensi malapetaka bencana di tengah-tengah seluruh posok masyarakar dunia. Ketergantungan masyarat dunia akan bahan pangan dapat menarik pehatian dari seluruh lapisan masyarakat untuk harus terus berusaha dalam memproduksikan bahan pangan. Namun dengan kenyataan sub sektor pangan selalu diperhadapkan pada posisi dilematis akibat setiap saat terjadi alih fungsi lahan untuk pembangunan inprastruktur dan pengalihan profesi masyarakat petani komoditi pangan ke komuditi perkebunan justru sangat menyebabkan terjadinya ancaman kerawanan pangn di dunia. Kondisi kepriahatinan yang lain bahwa penduduk di negara kita diperkirakan pada tahun 2030 akan mencapai 300.000.000 jiwa dan dengan realitas saat ini indonesia merupakan salah satu negara yang sangat bergantung pada pangan impor, justru kemudian bisa berakibat fatal terhadap jasmani manusia Indonesia akibat dari pangan impor tidak ada jaminan akan adanya keamanan pangan, baik dari sumber produksi, pengawetan bahkan proses pengangkutan dan distribusi sampai ke tangan konsumen. 

Untuk menghindari potensi kerawanan pangan Nasional dan realitas ketergantungan Indonesia akan bahan pangan inpor, maka sangat diperlukan adanya pelestarian kearifan lokal sumberdaya alam Indonesia khusunya sub sektor pangan yang meruju pada peningkatan produksi bahan pangan Nasional yang terkonsep dalam sebuah gerakan diversifikasi pangan. Sehingga kenyataan masyarakat Indonesia yang saat ini begitu bergantung pada komoditi beras secara berlahan-lahan akan terhindari. Dengan diversifikasi pangan kita dapat mengembalikan identitas masyarakat Maluku khususnya untuk lebih mencintai dan bangga akan mengkonsumsi pangal lokalnya. Apa lagi hasil temuan Departemen Pertanian Republik Indonesia beberapa tahun terakhir dimana saat ini terjadinya peningkatan penderita penyakit diabetes serta terjadi penurunan daya fisik terhadap masyarakat Maluku, hal ini di duga penyebab utamanya adalah akibat dari pengalihan konsumsi pangan masyarakat Maluku.

Ada potensi tumbuhan endemik tunan yang saat ini di ketahui keberadaan tumbuhnya di Pulau Buano Provinsi Maluku dan memiliki fungsi dan peran penting dalam rangka menjaga ketahanan pangan Nasional terutama di daerah Maluku. Tumbuhan ini menghasilkan ubi yang baik dan di manfaatkan oleh masyarakat Pulau Buano sejak berabad-abad lamanya sebagai salah satu bahan pangan andalan. Sebagai tumbuhan ubi-ubian kandungan zat-zat gizi yang ada pada ubi tunan ini sangat penting terutama dalam menjaga jasmani seorang manusia dan dapat memperlancarkan sistem metabolisme tubuh, hal ini juga dikarenakan ubi tunan ini memiliki kandungan serat yang tinggi.
Sat ini masyarakat Pulau Buano mengelola ubi tumbuhan tunan tersebut menjadi produk pangan yang siap disaji seperti kolak, bubur bening, rebus, gorengan, dan krepek. Sehingga keberadaan tumbuhan ini sangat membantu ketahanan pangan masyarakat setempat. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Seram Bagian Barat harus melihat hal ini terutama untuk prospek pengembangannya agar dapat di jadikan sebagai salah satu bahan pangan andalan oleh masyarakat di Wilayah Maluku.

Diperkirakan jika adanya prosepek pengembangan terhadap tumbuhan tunan ini serta adanya ketertarikan konsumen Maluku untuk mengkonsumsinya, maka otomatis ketergantungan masyarakat terhadap komoditi beras secara berlahan-lahan akan menurun serta dapat menekan adanya penderita penyakit  diabiets di Maluku, dan sudah barang tentu akan ada perhatian masyarakat Pulau Buano untuk mengembangkan tumbuhan tersebut yang saat ini hanya tumbuh secara alami tanpa adanya proses budidaya. Bila proses budidaya akan dilakukan secara bersar-besaran dan ada peningkatan permintaan terhadap ubi tunan tersebut maka sudah barang tentu ada pendapatan masyarakat setempat dari penjualan ubi tunan dan tentunya perekonomian masyarakat di Pulau Buano yang realitasnya hidup di bawah garis kemiskinan dan penuh keterisolasian akan berubah secara berlahan-lahan.

Tumbuhan tunan ini merupakan tumbuhan endemik yang sangat penting untuk di Pertahankan keberadaannya serta dapat memsosialisasikan manfaatnya kepada publik konsumen. Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan hal-hal dimaksud kami dari sebagai seteckholder pemuda tani maluku ingin untuk melakukan penelitian lanjutan terkait hasil riset awal yang telah kami lakukan pada tanggal 08 s/d 10 Juni 2013 kemarin. Fokus penelitian yang nantinya akan kami lakukan adalah berkonsentrasi pada taksonomi dan morfologi, kandungan gizi, habibat tumbuh, hama, pengelolaan produk, nilai sosial dan ekonomi, serta yang lebih terpenting lagi adalah prospek pengembangannya untuk dapat di budidayakan oleh masyarakat.

Kami sangat berharap adanya perhatian penuh dari pihak pemerintah dalam memberikan pembinaan, pengawalan, serta kebijakan yang pro akan langkah muliah ini. Kami juga sangat menggantungkan harapan pengabdian yang mulia ini kepada Pemrov Maluku dan Pemkab SBB dalam rangka memfasilitasi kami untuk melakukan penelitian terhadap tumbuhan endemik ini sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pelestarian kearifan lokal sumberdaya alam khusuya di Pulau Buano Provinsi Maluku, sehingga misi Nawacita Jokowi-JK terkhusunya mengenai pencapaian kedaulatan pangan dapat terwujud nyatakan di Provinsi seribu pulau ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar