‘’Pertama
saya ke Maluku geografisnya membuat saya langsung katakan bahwa pasti masyarakatnya
umumnya nelayan,namun ternyata sebaliknya masyarakatnya lebih berorientasi di wilayah
daratan.ini yang saya kutip dari pernyataan Dosen saya,ketika mengikuti materi perkuliahan
Perencanaan pengembangan wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil.’’ Membangun masyarakat
bukan semata-mata mengintroduksi dan mengimplementasikan proyek-proyek fisik semata
atau pun meluncurkan dana-dana subsidi,mestinya ada juga rencana yang mampu
memobilisasi kawasan yang mempunyai potensi untuk lebih kondusif,untuk bagamana
terciptanya masyarakat yang kreatif,mandiri lepas dari rantai-rantai
ekspolitasi.
Bahwasannya
pembangunan harus mampu menyentuh seluruh potensi –potensi yang di berikan alam,untuk
bagaimana mengatasi permasalahan-permasalahan ekonomi baik pada tataran ruang
darat,ruang laut,maupun ruang udara,maupun untuk yang lebih spesifik yakni mengenai
geografis,karakteristik wilayah sebagai sebagai identitas Manusia nya. Masyarakat
di wilayah Kabupaten Seram bagian barat pada umunya adalah masyarakat pesisir
sebab sebagian besar pola pemukiman masyarakat ada di sepanjang garis pantai
pulau seram dan pulau-pulau kecil lain nya yang masuk dalam admistratif
Kabupaten Seram bagian barat.namun disisi lain kebanayakn dari masyarakat ini lebih
condong berprofesi sebagai petani berorientasi di wilayah daratan dengan
membuka hutan-hutan sebagai lahan pemenuhan kebutuhan ekonomi dengan menanam
tanaman-tanaman jangka panjang maupun jangka pendek yang pastinya memberikan dampak
ekologis yang akhir-akhir ini telah berdampak terhadap rantai ekosistim secara
langsung baik dengan wilayah darat maupun laut.
Lautan
sendiri masih di pandang sebagai suatu batasan,Laut hanya masih di pandang
sebagai kawasan yang di perentukan sebagai jalan untuk di lalaui untuk
terhubung dengan pulau- pulau lain serta kegiatan nelayan masih di pandang
sebagai profesi sampingan dan ruang laut bukan prioritas pemenuhan kebutuhan
ekonomi. Sudah saatnya bagaimana strategi pemerintah mendorong masyarakat untuk
aktif dan penuh inisiatif mengarahkan masyarakat ke laut dan secara bersama-sama
mengelolah potensi kelautan memanfaatkan nya sebagai ujung tombak perekonomian,bagaimana
bijak secara sadar memandang laut dan apa yang di permasalahan yang di alami
masyarakat sehingga lebih condong berorientasi ke darat.sudah menjadi budaya atau
kah ketidakcukupnya sumberdaya manusia nya..? atau kah faktor lainya seperti
kegiatan penangkapan ikan yang masih tradiosonal,biaya oprasional yang
tinggi,serta kurangnya perhatiaan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya alam
kelautan inilah yang menjadi kendala mungkin pula permasalahnlainya seperti
kurangya modal,ketertinggalan teknologi,pendidikan yang rata-rata rendah atau kesulitan
mendistribusi hasil tangkapan atau hasil laut lainnya sehingga tak mampu
berkembang secara optimal.peranan pemerintah sangat di harapkan keseriusan
dalam kebijakan pemaanfaaatan potensi laut kita dengan Peningkatan skala usaha,
Peningkatan
Produktivitas
,Pengembangan sarana dan prasarana pendukung ,Pengembangan industry pengolahan ,Pengembangan
kelembagaan, institusi pemerintah dan pendampingan Peningkatan akses
modal,Peningkatan akses pasar dan ekspor ,Pengawasan dan pengendalian Secara
normatif masyarakat Kabupaten Seram bagian barat mestinya kaya,mengingat
potensi ruang darat dan laut yang melimpah belum mampu menjadi urat nadi kesejatraan.luasan
daratan kab.seram bagian barat sebesar 6.948,40 km2, . Kabupaten Seram Bagian
Barat dibatasi oleh Laut Seram disebelah utara, Laut Banda di sebelah selatan,
Laut Buru di sebelah barat Kabupaten Seram Bagian Barat. merupakan kabupaten bahari
dengan luas laut mencapai 79.005 kilometerpersegi. Wilayah daratan terdiri dari
dataran Kawa, Eti, dan Kairatu yang berada di Pulau Seram dan
pulau-pulauterpisah sebanyak 67 pulau, dimana pulau yang dihuni sebanyak 11 buah
pulau dan pulau tidak dihuni sebanyak 56 pulau. (BPS.Kab.SBB) miris jika
melihat realitasnya kabupaten bahari di kepung oleh laut-laut yang berpotensi menyimpan
kekayaan kelautan,nelayan-nelayan hanya mampu pada kebutuhan pasar lokal.bahkan
dalam kurun waktu belakangan terjadi kelangkaan ikan yang pastinya akan berdampak
terhadap harga ikan di pasaran,sektor-sektor bahari yang lainya pun mengalami
hal yang sama serupa ketidakseriusan dalam mengelolah potensi bahari kita,misalnya
destinasi wisata pulau kassa,pulau marsegu belum secara serius di kelolah untuk
menjadi destinasi wisata di kab.seram bagian barat,bagaimana dengan nasib pulau-
pulau lain baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni oleh sebab itu keseriusan
pemerintah Seram bagian barat maupun pemerintah Provinsi Maluku kedepanya
sangat di harapkan terutama pada sector kelautan bagaimana di kelola secara profesional
berbasis masyarakat & kearifan lokal.pemerintah diharapkn mampu dengan bijak
memberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dengan sistim buttom-up pembangunan yang
memang konkret berbasis masyarakat,maka peranan pemerintah mengubah masyarakat
yang memang dari dulu telah terikat dengan ruang darat untuk ke laut sehingga
mampu sama-sama lebih efektif mengelolah Sumberdaya kelautan yang slama ini tidak
jadi perhatiaan,sehingga komunitas nelayan kecil yang mungkin ada tidak merasa termarjinalkan
baik dalam kebijakan publik maupun yang terkait dengan bidang ekonomi yang
salama ini di prioritas pada daratan.
Laut
sebagai New resourches,harapan dan tantangan kita kedepan bagimana menghadapi MEA,poros
maritim,Maluku sebagai lumbung ikan nasional dan lebih sebagai identitas kitas sebagai
masyarakat kepulauan,Revolusi Bahari sudah memang harus sepantas nya,sebagai sarana
untuk mengarahkan keseriusan pemerintah Kita mengarahkan masyarakat untuk berbudaya
Maritim.bukan hanya pada sektor perikanan tangkap namun hingga pada potensi lainya,budidaya,pariwisata
bahari/pantai maupun kerajinan lokal kelautan sehingga mampu menjadi tokak utama
dalam menuju kesejatraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi Daerah kedepanya.
Kita ketahui bahwa Ruang darat itu terbatas,pertambahan penduduk meningkat,kebutuhan
lahan meningkat,maraknya pembukaan lahan pertanian/perkebunan,ilegal loging,aktifitas
pertambangan,dan laut adalah rantai ekosistim yang rentan mengalami kerusakan
akibat dari kesekarakahan manusia yang menyeroboti ruang darat ingatlah bahwa
pembangunan harus seimbang untuk masa depan generasi akan datang.Mari KE LAUT
mengelolah potensi laut kita sebagai sumber daya utama menuju kesejatraan
daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar