Roemah Kreatif Institut

Roemah Kreatif Institut Area - Lepa Hena Generasi Huamuale

Minggu, 11 Desember 2016

MENULIS DENGAN MARAH



ERWIN SARMOKO
MAHASISWA DARUSALAM AMBON

Sederhana saya menulis artikel ini karna saya merasa perhatian dengan kondisi di Indonesia terutama di Maluku, yang tingkat pengangguranya sangat tinggi dan sebagian besarnya adalah pengangguran yang terdidik. Sudah mengurus kantong orang tua sampai rela terlilit utang untuk biaya kuliah, teryata setelah lulus bukanya kembali modal, malah semakin menamba modal buat biaya makan,biaya pakian hingga biaya Nika. Sampai-sampai kebutuhan yang masih bersifat pribadi masih bergantung pada orang tua melihat sikap anaknya yang cumin Nongkrong di rumah sambil galau aja. Atau duduk di pinggir jalan sambil cerita-cerita tampa topik. Orang tua sendiri pun bisa malu dengan sikap kamu.



Coba Fikir-fikir lagi !!! kamu sudah kuliah menyita waktumu 4 tahun (ada  yang lebih). Sudah lembur bermalam-malam untuk mengerjakan tugas-tugas. Sudah menghabiskan uang puluhan bahkan ratusan juta, malah hasilya Nol Besar. Jeri paya selama kuliah ini tak membawa arti apa-apa tidakklah kasian pada dirimu

Ada Banyak cerita dari Ibu di kampung tentang kakak-kakak  kelas saya.  salah satu cerita Ibu, saat saya menelponya tentang pekerjaan setelah nama kakak kelas bertambah tiga huruf yang berawal dari S (Sarjana). Kata Ibu ada tetangga sudah lulus di Universitas Darussalam Ambon yang merupakan kampus Di Indonesia bagian timur ada banyak perguruan tinggi yang mana telah mencetuskan para wisuda mudah yang mempunyai intelektual yang tidak ragukan untuk bersaing dengan perguruan tinggi yang ada di Indonesia belahan barat, maupun dengan perguruan tinggi yang ada di luar negeri. Ada salah satu perguruan tinggi di Indonesia belahan timur, yang lebih tepat berada di provinsi Maluku kota Ambon, yang bernama Universitas Darussalam Ambon, yang biasa di sapa dengan bumi merah. Inilah salah satu perguruan tinggi yang sedang berkembang di Indonesia belahan timur.
 

Lulus satu tahun yang lalu. Tetangga ini sekarang bekerja menjadi tukang Ojek,Iya,. Saya salut dengan tetanggaKu Ini. Tapi ada pertanyaan yang mengganjal. Kalo mau jadi tukang Ojek gak perlu mengenyam pendidikan bertahun-tahun. Anak SMP juga bisa jadi tukang Ojek, yang penting bisa mengendarai motor dan nongkrong di stand ojek jadi Dech tukang Ojek. Mungkin ada yang berkata gak apa-apa yang penting halal. Bukan perkara halal dan haram Kawan. Tapi ini masalah perbandingan tenaga, waktu, dan uang yang sudah kamu keluarkan selama mengenyam pendidikan. Koq malah Ujung-ujungnya jadi tukang ojek. Jika Ujung-ujungnya kamu jadi tukang ojek, kenapa uang, tenaga dan waktu kamu dari dulu terbuang hanya untuk jadi tukang ojek saja? Jika dari dulu kamu menjadi tukang Ojek, bisa jadi sudah menjadi ahlinyatukang ojek dan mendapatkan uang banyak.


Maaf bukan menjelek-jelekan tukang Ojek ,tapi saya ingin mengajak kamu berpikir mana pekerjaan orang terdidik dan yang tidak terdidik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar