Roemah Kreatif Institut

Roemah Kreatif Institut Area - Lepa Hena Generasi Huamuale

Sabtu, 10 Desember 2016

MITIGASI PERAIRAN, HERMAN NURLETE DKK BERKUNJUNG KE BANDA

(Refleksi 6 Hari Perjalanan)


Herman Nurlette
Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan 
Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan
Universitas Pattimura Ambon

RumahKreatif - Indonesia merupakan Negara kepulauan. Keadaan tersebut  menjadikan Indonesia termasuk ke dalam Negara yang memiliki kekayaan sumberdaya perairan yang tinggi dengan sumberdaya hayati perairan yang sangat beranekaragam. Keanekaragaman sumberdaya perairan Indonesia meliputi sumberdaya ikan maupun sumberdaya terumbu karang. Terumbu karang yang dimiliki Indonesia luasnya sekitar 7.000 km2 dan memiliki lebih dari 480 jenis karang yang telah berhasil dideskripsikan. Luasnya daerah karang yang ada menjadikan Indonesia sebagai Negara yang memiliki kenekaragaman ikan yang tinggi khususnya ikan-ikan karang yaitu lebih dari 1.650 jenis spesies ikan.

Reynan Saat Memberikan Motivasi 
Selain itu, Indonesia juga dikenal oleh dunia sebagai negara kepulauan terbesar yang memiliki kondisi konstelasi geografis yang sangat strategis, karena wilayah Indonesia terletak pada posisi silang dunia yaitu di antara dua benua dan dua samudera ( antara Benua Asia dan Australia serta di antara Samudera Pasifik dan Hindia), sehingga dengan posisi geografis tersebut menyebabkan laut di antara pulau-pulau menjadi alur laut yang sangat penting artinya bagi lalu lintas pelayaran nasional maupun internasional. Disamping itu Indonesia memiliki 17.499 pulau, dengan luas perairan lautnya mencapai 5,9 juta km2 dan garis pantai sepanjang 81.000 km2. Kondisi tersebut menjadikan Indonesia sebagai center of gravity kawasan Asia.  Akan tetapi dengan kondisi seperti ini pula indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia yang merupakan wilayah teritorial yang sangat rawan terhadap bencana alam.
Keunikan yang lain dimiliki Indonesia adalah pertemuan dua pegunungan sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang menyebabkan Indonesia berada pada lingkaran bola api ( ring of fire ). Keadaan  ini menyebabkan banyak gunung api aktif yang menyebar di Indonesia salah satunya di pulau Banda, Kecamatan Banda, kabupaten Maluku Tengah,Provinsi Maluku. 

Mengunjungi Banda Kepentingan Mitigasi

Mengingat rentangnya P. Banda dengan bencana alam, Herman Nurlette bersama kawan-kawan se-Proggram Studi Ilmu Kelautan, Universittas Pattimura mengunjungi P. Banda untuk menggelar Mitigasi Bencana Alam. Pelaksanaan kegiatan sosial tersebut dilaksanakan selama enam hari terhitung sejak tanggal 04-09 Desember 2016. Fokus Sosialisasi  bencana perairan Pulau Banda tersebut kepada Siswa-siswi tingkat Sekolah Dasar (SD) sampi Sekolah Menengah Atas (SMA) di P. Banda. Sekolah yang diikutkan dalam agenda tersebut di antaranya, SD Inpres Waling, SMA  N 2 Banda serta SMP N 2 Pulau Banda.
Dengan Latar G. Api Suasana Makin Asik saat memberikan materi

Reynan (sapaan akrab Herman Nurlette) mengatakan, Kepulauan Banda Neira menjadi salah satu tujuan wisata bahari wisatawan domestik bahkan asing. Pesona Banda Neira begitu beragam, dari wisata budaya dan sejarah Indonesia sampai wisata bahari. Tanah Banda  merupakan salah satu tempat bersejarah bagi bangsa Indonesia, beberapa tokoh bangsa seperti Bung Hatta dan Sutan Sjahrir sempat mengalami pengasingan oleh penjajah di Kecamatan Banda Neira ini dan penduduk lokal pun mengabadikan nama tokoh bangsa tersebut sebagai nama salah satu pulau di Kecamatan Banda Neira ini. Namun, tanah bersejarah tersebut rentang dengan bencana yang memaksa semua pihak untuk berkonstribusi melindungi dan menjaganya. termasuk Herman dan kawan-kawan (Herman DKK).
Bersama Kawan-Kawan dan Dewan Guru

Dalam keterangannyaa, Mahasiswa UNPATTI kelahiran 1995 tersebut mengklasifikasi bencana terbagi menjadi dua jenis yakni bencana yang disebabkan oleh alam dan bencana yang disebabkan oleh non alam. Bencana non alam  bisa dikatakan jarang namun bukan berarti tidak pernah terjadi. Sedangkan bencana alam bisa dikatakan sering terjadi di beberapa wilayah terutama banda yang merupakan Pusat gempa bumi  perairan Kepulauan Maluku. hal ini dikarenakan, terdapat lempeng Eurasia yang menumpu di atas lempeng Indo-australia, yang juga dipengaruhi oleh kondisi tektonik transisi di Laut Banda. Pulau-pulau yang dipengaruhi oleh gempa bumi ini adalah pulau-pulau yang berada di sekitar Laut Banda, yaitu Pulau Wetar, Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, Pulau Seram, Ambon dan Kepulauan Buru. Pada umumnya wilayah daratan di Kepulauan Maluku disusun oleh batuan berumur Pra-Tersier hingga Tersier, terdiri dari batuan metamorf, batuan gunung api dan batuan karbonat. Namun di beberapa tempat di sepanjang pantai dan daerah aliran sungai tersusun oleh endapan aluvium yang bersifat lepas dan belum terkonsolidasi, yang jika terkena goncangan gempa bumi akan bersifat menguatkan dan melipat gandakan efek goncangan.

Memberikan Arahan tentang Mitigasi kepada adik-adik
Agenda sosialisasi mitigasi perariran tersebut, Herman DKK mensosialisasikan berbagai macam potensi bencana akbit ulah manusia (Bencana non alam). diantaranya, pengkapan ikan ramah lingkungan, penanaman maggrove di bibir pantai, larangan membuang sampah sembarangan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan bencana non alam. sedangkan bencana alam seperti gempa bumi yang menjadi momok seantero P.Banda tidak luput dari incaran Herman DKK.


Banda Neira, kepulauan yang penuh pesona alam dan masyarakatnya, keindahan yang tidak terlupakan walau terpisah lautan dan waktu. Pesona yang harus dijaga untuk generasi selanjutnya. Banda Neira, situs warisan dunia. Peningkatan fasilitas wisata, sarana dan prasarana transportasi sangat dibutuhkan oleh kecamatan ini. Sarana dan prasarana transportasi yang baik akan meningkatkan aktivitas ekonomi, sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Banda Neira. Terimakasih Banda Neira, semoga pesonamu tetap lestari.***

Reynan Mengawal adik-adik SD Berkunjung Kepantai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar